Makanan yang satu ini namanya mi “penthil”. Seperti namanya, Anda tentu bisa membayangkan seperti apa bentuknya. Kecil dan panjang.
Makanan tradisional khas Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini diminati wisatawan domestik yang kebetulan sedang berkunjung ke daerah ini.
“Rasanya yang aneh, tidak seperti mi lainnya, mungkin menjadi salah satu daya tarik dari makanan tradisional ini,” kata Nurul Istiqomah, salah satu pembuat dan penjual mi ‘penthil’ di arena Pameran Pangan Nusantara di Jogja Expo Center, Yogyakarta
Menurut dia, bahan baku mi ini tepung tapioka yang dibuat sendiri dari singkong. “Yang membedakan dengan mi jenis lainnya adalah bahan bakunya, karena mi pada umumnya terbuat dari tepung terigu,” katanya.
Meski tergolong makanan tradisional, mie “penthil” banyak peminatnya, termasuk wisatawan domestik.”Rasanya kenyal, karena terbuat dari tepung tapioka. Warna mi ini sedikit berbeda dengan mi pada umumnya. Mi ‘penthil’ warnanya lebih alami, karena tanpa bahan pengawet,” katanya.
Nurul mengatakan mi ini tergolong makanan tradisional yang langka, karena pembuatnya masih sedikit atau jarang. Bahkan cara membuatnya masih menggunakan alat tradisional. “Untuk memproduksi mi ini masih menggunakan alat giling tradisional yang menggunakan tenaga manusia, karena para pembuat mi ‘penthil’ tidak punya modal cukup untuk membeli alat modern,” katanya.
Keberadaan mi ini belum dikenal oleh masyarakat luas, tetapi mulai diminati wisatawan domestik yang kebetulan sedang berkunjung ke Yogyakarta. Mereka tahu dari mulut ke mulut.
“Selama pameran berlangsung, pembeli mi ‘penthil’ cukup banyak. Pada siang hari saja kami sudah menutup stan karena mi ‘penthil’ telah habis terjual,” katanya.
Harga mi ini hanya dipatok Rp 7.000 per porsi. Dalam satu hari, dirinya mampu menjual rata-rata 150 porsi.
Budi, seorang pembeli asal Surabaya menilai mi “penthil” tergolong unik. “Mulai dari namanya saja sudah aneh, dan rasanya juga khas, berbeda dengan mi pada umumnya,” katanya.
“Rasanya aneh, kenyal, dan warnanya sangat alami. Cara penyajiannya juga tradisional, hanya dengan selembar daun pisang serta dilengkapi sambal goreng,” katanya.
Anda yang belum pernah mencoba, tak ada salahnya mencicipi makanan ini.
wah enak ni, pengen nyoba resep mie des godoknya,,kayaknya lezat banget...
BalasHapusCvtugu
bahan dasarnya mie des,dari mi lethek bukan
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut